MAKALAH STATISTIKA - STATISTIKA NON PARAMETRIK

MAKALAH STATISTIKA
STATISTIKA NON PARAMETRIK





DISUSUN OLEH :
NOVIYANTY SAFITRI VANATH
2017 57 001


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019









KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Statistika Non Parametrik” Sebagai tugas mata kuliah Statistika dan Komputasi.
            Kepada dosen mata kuliah, jika terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam makalah ini, kami memohon maaf karena kami masih dalam tahap belajar. Dan kami membutuhkan komentar, saran, maupun kritik agar kedepannya lebih baik.
            Dengan demikian, tidak lupa kami ucapkan terima kasih.









Ambon, 01 Januari 2019


Penulis         










DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
2.    Rumusan Masalah
3.    Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
1.    Pengertian Statistika Non Parametrik
2.    Perbedaan Statistika Parametrik dan Statistika Non Parametrik
3.    Metode Uji Statistika Non Parametrik

BAB III PENUTUP
1.    Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
                                                 PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Pada kenyataannnya sangatlah sulit untuk mendapatkan sampel yang memenuhi asumsi mempunyai distribusi tertentu. Kebanyakan sampel yang diperoleh hanyalah sebatas menedekati tertentu. Oleh karena itu, kemudaian dikembangkan suatu teknik inferensi yang tidak memerlukan uji asumsi-asumsi tertentu memgenai distribusi sampelnya,dan juga tidak memerlukan uji hipotesis yang berhubungan dengan parameter populasinya. Teknik ini dikenal dengan arametric bebas distribusi atau statistika non arametric.
Dalam dunia statistika banyak cara mengumpulkan data sebagai dasar dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan, mencari hubungan dari arametr-variabel yang diteliti, memprediksi masa depan dan sebagainya untuk kebutuhan penelitian. Untuk memprediksi hal tersebut, kita menggunakan metode Statistika Non arametric dan Penelitian Survei.
Metode Statistika Non Parametrik pengambilan kesimpulan dapat ditarik tanpa memperhatikan bentuk distribusi populasi. Sedangkan Penelitian Survei, disgunakan untuk pengambilan data dari suatu populasi dengan menggunakan media kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Statistika menggunakan metode penelitian arame dalam mengumpulkan data sebagai dasar penelitian dan menggunakan Statistika Non Parametrik untuk mengatasi pemecahan data yang memiliki ukuran sampel kecil dan asumsi-asumsi yang kurang dimiliki oleh peneliti.
Ini digunakan agar pendapat dari suatu populasi tersebut dapat diolah sebagai data arametri dan kita dapat memprediksi masa depan dan sebagainya seperti yang disebutkan di atas.

2.    Rumusan Masalah
-       Apa itu statistika non parametrik?
-       Apa perbedaan antara statistika parametrik dan statistika non parametrik?
-       Apa saja metode uji pada statistika non parametrik?
3.    Tujuan Penulisan
-       Untuk mengetahui tentang statistika non parametrik.
-       Untuk mengetahui perbedaan antara statistika parametrik dan non parametrik.
-       Untuk mengetahui metode uji pada statistika non parametrik.
-       Untuk memenuhi tugas mata kuliah statistika dan komputasi.







BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Statistika Non Parametrik
Statistik non parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).
Istilah non parametrik pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun 1942. Metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal. Istilah lain yang sering digunakan untuk statistik nonparametrik adalah statistik bebas distribusi (distribution free statistics) dan uji bebas asumsi (assumption-free test). Statistik non parametrik banyak digunakan pada penelitian-penelitian sosial. Data yang diperoleh dalam penelitian sosial pada umunya berbentuk kategori atau berbentuk rangking.
Uji statistik non parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi berdistribusi normal. Statistik non parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi jumla data, pada umumnya statistik non parametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n <30).
2.    Perbedaan Statistika Parametrik dan Statistika Non Parametrik
Metode nonparametrik populer untuk sejumlah alasan. Alasan utama bahwa peneliti tidak dibatasi asumsi-asumsi tentang populasi seperti pada metode parametrik. Banyak metode nonparametrik mudah untuk diterapkan dan dipahami.

Tapi kebanyakan metode parametrik lebih efisien daripada metode nonparametrik. Meskipun perbedaan dalam efisiensi biasanya tidak banyak masalah, ada kasus di mana perlu mempertimbangkan metode yang lebih efisien.

Uji mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Berikut tabel berisi poin-poin umum analisis data statistik terkait perbedaan antara metode parametrik dan nonparametrik:



Tabel 1. Perbedaan Statistika Parametrik dan Non Parametrik

PARAMETRIK
NONPARAMETRIK
Deskriptif


Asumsi Distribusi
Normal
-
Asumsi Varian
Homogen
-
Jenis Data
Rasio atau Interval
Ordinal atau Nominal
Hubungan data set
Independent
-
Ukuran central
Mean
Median
Manfaat
Lebih banyak kesimpulan
Sederhana dan sedikit outlier
Tes


Uji korelasi
Pearson, Regresi
Spearman
Uji 2 Kelompok, berbeda
Independent Sample t test
Mann-Whitney
Uji 2 Kelompok lebih, berbeda
Independent One Way ANOVA
Kruskal-Wallis
Uji berulang, 2 kondisi
Paired Sample t Test
Wilcoxon
Uji berulang, 2 kondisi lebih
Repeated One Way ANOVA
Friedman

3.    Metode Uji Statistika Non Parametrik

Beberapa Uji Non Parametrik :
a.    Uji Binom
b.    Uji Tanda
c.    Uji chi square 
d.    2 Sampel Wilcoxon
e.    Uji Korelasi Peringkat Spearman
f.     kolgomorov smirnov goodness of fit test
g.    Uji Kruskall-Wallis
h.    Uji Median

a.    Uji Tanda
Dalam uji tanda digunakan pengganti tanda positif atau negatif bagi nilai-nilai pengamatan. Nilai pengamatan positif jika nilai pengamatan tersebut > rata-rata hitung (populasinya setangkup) atau > median( populasinya menjulur). Nilai pengamatan negatif jika < nilai rata-ratanya atau mediannya. Hipotesis : H 0 : µ=µ o. vs H 1 : µ  µ o. Statistik uji bagi Uji tanda adalah variabel acak X yang menyatakan banyaknya tanda positif atau negatif yang paling sedikit. Bila hipotesis nol µ=µ o benar, maka peluang bahwa suatu nilai sampel menghasilkan tanda positif atau negatif sama dengan ½. Akibatnya, statistik uji X memiliki sebaran peluang Binom dengan parameter p=½ Jadi uji signifikasi dilakukan dengan menggunakan rumus binom :


Contoh soal :
Sebuah perusahaan elektronik sedang mempertimbangkan untuk memberikan liburan berikut biayanya bagi para eksekutif senior dan keluarganya. Untuk menentukan preferensi antara seminggu di Hawaii atau seminggu di Spanyol. Suatu uji sampel acak 18 staf eksekutif ditanya pilihannya. ujilah pada taraf 5% bahwa kedua lokasi itu sama-sama disukai lawan alternatifnya bahwa preferensi mereka berbeda bila ternyata 4 di antara 18 yang ditanyai lebih menyukai spanyol.
Penyelesaian :
·         Hipotesis : H0 : p1=p2 = ½ lawan H1 : p1= p2 = ½
·         Uji statistik : Uji Binom
·         Taraf nyata : 0,05
·         Wilayah kritik : Σb (x;n,p) < 0,05
·         Perhitungan : X=4 ; n=18; p=½ Dari tabel jumlah peluang binom diperoleh : P(X≤4)= Σb (x;18, ½) = 0,0154 Untuk pengujian dua arah maka P(X≤4) = 2(0,0154) = 0,0308
·         Kesimpulan : Terima H0 artinya Hawai lebih disukai daripada spanyol.

b.    Uji Tanda
Di dalam menggunakan t test, populasi dari mana sampel diambil harus didistribusikan normal. Untuk pengujian perbedaan mean dari dua populasi didasarkan pada anggapan bahwa variance populasinya harus identik/sama. Dalam banyak hal bila salah satu atau dua anggapan tersebut tidak dapat diketahui, maka t test tidak dapat dipergunakan. Dalam hal demikian dapatlah dipergunakan uji nonparametrik yang umum dikenal sebagai uji tanda (sign test).
Uji tanda didasarkan atas tanda-tanda, positif atau negatif, dari perbedaan antara pasangan pengamatan. Budan didasarkan pada besernya perbedaan. Uji tanda dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari variabel eksperimen atau treatment tidak dapat diukur melainkan hanya dapat diberi tanda positif atau negatif saja. Sebagai contoh misalnya: apakah penerangan akan kebersihan dan kesehatan ada manfaatnya untuk menyadarkan penduduk dalam hal kebersihan dan kesehatan. Untuk itu perlu diamati sebelum dan sesudah beberapa minggu diadakan penerangan. Efek penerangan kesadaran penduduk tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat diberi tanda positif atau negatif saja.
Apabila (X-Y) menunjukkan beda dari kedua variabel random dan m menunjukan median dari beda ini, maka uji tanda dapat dipergunakan untuk menuji hipotesa nilil  m = 0 dengan hepotesa alternatif   m ≠ 0. Bila benar haruslah probabilitas untuk memperoleh suatu beda yang bertanda positif sama dengan probabilitas untuk memperoleh beda tanda yang bertanda negatif yaitu masing-masing sebesar 0,5. Uji tanda bertitik-tolak pada kenyataan ini, karena apabila benar, dapatlah diharapkan bahwa beda yang bertanda positif kira-kira sama dengan banyaknya beda yang bertanda negatif dari n buah beda yang diamati. Dengan demikian dapatlah hipotesa nihil dinyatakan dengan  P = 0,5, di mana P menunjukan probabilitas untuk memperoleh beda yang bertanda positif. Hipotesa alternatif dinyatakan dengan  P ≠ 0,5 bila dipergunakan pengujian dua arah, atau  P 0,5 bila dipergunakan pengujian satu arah.
Bila n1 menunjukkan banyaknya beda bertanda positif dan n2 menunjukkan beda yang bertanda negatif maka Ho benar, variabel random.

Akan menyebar menurut distribusi  dengan derajat bebas 1. Pasangan pengamatan yang menghasilkan beda sama dengan 0 tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
Berdasarkan distribusi   , kriteria keputusan pengujiannya adalah:
H0 diterima apabila  lebih kecil dari ; d.b.1
H0 ditolak apabila  lebihbesar dari ; d.b.1
Contoh soal :
Di desa karangmalang diadakan penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan serta diadakan perlombaan kebersihan berhadiah. Untuk mengetahui apakah penyuluhan demikian ada manfaatnya untuk menyadarkan penduduk dalam hal kebersihan dan kesehatan, kemudian diadakan pengamatan terhadap 26 rumah yang dipilih secara random. Misalnya ada 4 tingkat kebersihan rumah masing-masing diberi nilai 1, 2, 3 dan 4 berdasarkan pedoman penilaian tertentu. Bila Xi  dan  dan Yi  merupakan nilainilai kebersihan rumah ke-i, masing-masing sebelum dan sesudah beberapa waktu diadakan penerangan, maka data dari 26 rumah penduduk desa karangmalang tersebut adalah sebagai berikut:


Tabel 2. Nilai kebersihan dari 26 rumah di desa Karangmalang dengan tanda perubahannya  
No. Rumah
Xi
Yi
Tanda dari Xi Yi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
3
2
2
1
2
3
2
4
1
2
2
1
1
2
3
3
2
1
1
2
2
3
2
1
2
3
2
3
4
2
3
4
3
4
3
3
1
2
3
3
2
2
3
2
3
3
1
2
3
2
2
+
-
+
+
+
+
+
+
0
+
+
-
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
-
+
+
0

Penyelesaian :
Dari data tersebut terdapat 18 beda bertanda + , beda bertanda -, dan 2 beda sama dengan 0.
Hasil perhitungan   lebih besar daripada nilai kritis pada α = 0,05 (3,841) maka diputuskan menolak H0. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dan perlombaan berhadiah ada pengaruhnya untuk meningkatkan kesadaran penduduk dalam hal kebersihan dan kesehatan. Oleh karena tanda + terdapat 18 buah dari 24 tanda yang berbeda, maka pengaruh ini arahnya adalah menuju usaha menyadarkan yang positif atau berarti taraf kesadaran meningkat.
Hipotesa nihil dan hipotesa alternatif dinyatakkan sebagai berikut:
H0  :     P = 0,5
H1  :     P > 0,5
Maka apabila H0 benar, banyaknya tanda + dari 24 pasangan itu akan menyebar secara binomium. Apabila H0 benar, dapat diharapkan bahwa secara ratarata ada 12 beda bertanda + dan 12 beda yang bertanda – dari 24 tanda yang ada. Dari contoh dimuka, adanya 18 tanda + dan 6 tanda – menunjukkan suatu penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan yang lebih besar lagi adalah 19 tanda + dan 5 tanda -, 20 tanda + dan 4 tanda -, 21 tanda + dan 3 tanda -, 22 tanda + dan 2 tanda -, 23 tanda + dan 1 tanda -, 24 tanda + dan 0 tanda -. Penyimpangan seburuk ini dari rata-rata dapat terjadi secara sembarang apabila H0 benar dengan probabilitas:
Jumlah ini jauh lebih kecil daripada 5%, sehingga dapatlah diputuskan bahwa penyimpangan yang sedemikian besarnya sangat meyakinkan dapat terjadi secara random apabila P= 0,05. Dengan perkataan lain bahwa P > 0,5 dapat diterima. Jadi taraf kesadaran penduduk desa itu meningkat dengan nyata sebagai akibat dari adanya penyuluhan dibidang kebersihan dan kesehatan serta dengan adanya perlombaan berhadiah.
Bila dipergunakan dengan pendekatan kurve normal maka:
Dengan level of significance 0,05 maka nilai kritisnya adalah :  
12 + 1,64 (2,449) = 16,016  
Nilai ini lebih kecil dari nilai pengamatan (18). Hasil keputusannya sama dengan dimuka.
c.    Uji Chi-Square
Uji χ2 hanya digunakan untuk data diskrit. Uji ini adalah uji independensi, dimana suatu variable tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungan dengan variable lain.χ2 bukan merupakan ukuran derajat hubungan. Uji ini hanya digunakan untuk mengestimate barangkali bahwa beberapa factor, disamping sampling error, dipandang mempengaruhi adanya hubungan. Selama hipotesa nihil menyatakan bahwa tidak ada hubungan(variable-variabelnya independen), uji ini hanya mengevaluasi kemungkinan bahwa hubungan dari nilai pengamatan disebabkan oleh sampling error. Hipotesa nihil ditolak bila nilai χ2 yang dihitung dari sampel lebih besar dari nilai χ2 dalam tebel berdasarkan level of significance tertentu. 
Ho diterima apabila: χ2 ≥ χ2; derajat bebas tertentu
Ho ditolak apabila: χ2 > χ2; derajat bebas tertentu
Diketemukan nilai χ2 yang signifikan belum tentu menunjukkan adanya hubungan sebab akibat (seperti halnya pada korelasi). Diketemukan nilai χ2 yang signifikan menunjukkan bahwa variabel-variabelnya dependen.
Contoh Soal :
Dari 200 pelajar putri di suatu sekolah tertentu diketahui mempunyai warna kulit: hitam, putih dan sawo matang. Apakah variabel warna kulit ada hubungan dengan banyaknya kunjungan pelajar-pelajar itu kesalon kecantikan, selama periode tertentu yang diselidiki.hipotesa nihil mengatakan bahwa warna kulit tidak ada hubungan dengan frekuensi kunjungan ke salon kecantikan. Atau dinyatakan bahwa warna kulit dan frekuensi kunjungan ke salon kecantikan adalah independen.
Frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi yang diharapkan ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Warna kulit dan frekuensi kunjungan ke salon kecantikan dari pelajar puteri disuatu sekolah
Penyelesaian :
Frekuensi yang diharapkan/frekuensi teoritis untuk setiap sel dihitung dengan rumus:
          
Nilai χ2 dihitung dengan rumus:
Tes ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara warna kulit dengan banyaknya kunjungan kesalon kecantikan pada α = 0,05, tetapi pada α=0,01 tidak ada. Bila diinginkan untuk menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan antara warna kulit hitam dengan banyaknya kunjungan kesalon kecantikan, kita dapat menkombinasikan kategori kulit putih dan sawo matang dan menggunakan tabel dengan 6 sel. Frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi yang diharapkan ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Warna kulit dan banyaknya kunjungan ke salon kecantikan 

 

Hipotesa nihil ditolak pada α=0,05, tetapi tidak pada α=0,01. 

d.    Uji 2 sampel Wilcoxon
Merupakan suatu uji yang menghitung tanda dan besarnya selisih dari dua buah rataan populasi. Uji ini lebih peka dari pada uji tanda dalam menemukan perbedaan antara populasi. Dengan kata lain, uji peringkat bertanda wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah perbedaan relevan
Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya antara pasangan data yang diambil dari dua sampel yang berkait.

·         Prosedur Uji wilcoxon Untuk Pengamatan Berpasangan
a)    Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif (H0 dan H1).
b)    Memilih tarap keberartian.
c)    Menentukan daerah kritis W (bila dist Z digunakan).
d)    Menyusun peringkat tanpa memperhatikan tanda.
e)    Pemberian tanda atas peringkat yang telah ditetapkan.
f)     Menjumlahkan peringkat dengan jumlah terkecil sebagai W.
g)    Penarikan kesimpulan statistic tentang hipotesis nol (tolak H0 atau terima H0)
·         Penarikan Kesimpulan Statistik
Untuk menguji hipotesis nol (H0) dari uji Wilocoxon ini, selain dapat meggunakan tabe harga-harga kritis W dalam uji jenjang bertanda data berpasangan wilcoxon khususnya untuk sampel kecil, juga dapat menggunakan pendekatan distribusi normal. Sedangkan untuk sampel besar digunakan pendektan distribusi normal.
Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
1)    Hipotesis
-       Satu sisi
H0 :W(+) = (-)
H1 : W(+) > (-)
H0 :W(+) = (-)
H1 : W(+) < (-)
-       Dua sisi
H0 :W(+) = (-)
H1 : W(+) ≠ (-)
              Dimana :
W(+) = jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (xi,yi) yang bertanda positif
W(-)= jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (xi,yi) yang bertanda negatif
·         Tabel Wilcoxon
-       Jika harga W adalah sama dengan atau kurang dari harga yang diberikan dalam tabel, untuk satu tingkat signifikasi tertentu dengan N tertetu, maka tolak H0.
-       Jika harga α hit yang diperoleh dari tabel (dengan N dan W tertentu) adalah sama dengan atau kurang dari harga yang telah ditentukan,maka tolak H0
·         Distribusi Normal
Dari nilai Zhit yang diperoleh tentukan nilai peluang (P) padanannya, untuk tes dua sisi kalikan dua P, bila P sama dengan atau kirang dari α, maka tolak H0.
·         Statistik hitung
-       Untuk setiap pasangan nilai pengamatan (xi,yi), hitung perbedaannya (di = xi-ui)
-       Berikan peringkat terhadap perbedaan nilai pasangan pengamatan, mulai dari peringkat 1 untuk perbedaan nilai terkecil  hingga peringkat n untuk perbedan terbesar. Bila terdapat perbedaan nilai pasangan yang sama, perbedaan nilai yang sama diberi nilai rata-ratanya. Bila ditemukan perbedaan nol, kita beri peringkat 1 dengan tanda yang kemungkinanya menolak H0.
-       Beri tanda (+/-) kepada peringkat yang telah dibuat.
-       Hitung jumlah di yang brtanda positif (W+) dan negative (W-).
-       Statistika uji peringkat bertanda wilcoxon ialah W.W yang dipakai ialah W+ atau W- yang nilainya “lebih kecil”.

e.    Uji Korelasi Peringkat Spearmann
Metode korelasi jenjang ini dikemukakan oleh Carl Spearman pada tahun 1904. Metode ini diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variable dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan conditional variance tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin/sulit dilakukan. Misalnya: mengukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi.
Untuk mengukur tingkat rank-correlation coefficient-nya, yang dinotasikan dengan rs, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi jenjang. Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung nilai rata-ratanya.
2.    Setiap pasangan jenjang dihitung perbedaannya
3.    Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya.
4.    Nilai rs (koefisien korelasi Spearman) dihitung dengan rumus:
Dimana:
di   : menunjukkan perbedaan setiap pasang rank             
n    : menunjukkan jumlah pasangan rank


 Hipotesa nihil yang akan diuji menyatakan bahwa dua variabel yang diteliti dengan nilai jenjangnya itu independen, tidak ada hubungan antara jenjang variabel yang satu dengan jenjang dari variabel lainnya.    
H0 : rs =  0    
H1 : rs ≠ 0
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:  
H0 diterima apabila rsρ s (α)
H0 ditolak apabila rs > ρ s (α)
Untuk n < 30 dapat dipergunakan tabel nilai t, dimana nilai t sampel dapat dihitung dengan rumus:

f.     Kolgomorov smirnov goodness of fit test
Uji kecocokan dengan mengguakan Chi-kuadrat sebenarnya dirancang untuk menguji hipotesis untuk data dalam sekala nominal. Uji lain yang dirancang untuk menguji kecocokan data kontinu adalah uji kolmogorov-smirnov.
Uji Kolmogorov-Smirnov akan didasarkan pada dua fungsi distribusi kumulatif ; distribusi kumulatif yang dihipotesiskan dan fungsi distribusi kumulatif dari data hasil pengamatan (F(x)).
Data yang digunakan dalam pengujian ini adalah merupakan data hasil pengamatan yang independen yang berasal dari populasi dengan fungsi distribusi F(x) yang tidak diketahui.
Prosedur Pengujian Kolmogorov-Smirnov
-       Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif (H0 dan H1).
-       Memilih tarap keberartian
-       Menentukan daerah kritis sampai nilai pengamatan terbesar.
-       Menentukan D maks
-       Menentukan nilai D tabel
-       Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai Dα dari tabel (untuk dua sampel)

g.    Uji Kruskall-Wallis
Kruskal-Wallis test dikembangkan oleh Kruskal dan Wallis. Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel. Uji Kruskal-Wallis digunakan ketika asumsi ANOVA tidak terpenuhi. ANOVA adalah teknik analisis data statistik yang digunakan ketika kelompok-kelompok variabel bebas lebih dari dua. Pada ANOVA, kita asumsikan bahwa distribusi dari masing-masing kelompok harus terdistribusi secara normal. Dalam uji Kruskal-Wallis, tidak diperlukan asumsi tersebut, sehingga uji Kruskal-Wallis adalah uji distribusi bebas. Jika asumsi normalitas terpenuhi, maka uji Kruskal-Wallis tidak sekuat ANOVA. Penyusunan hipotesis dalam uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:
H0 : sampel berasal dari populasi yang sama (µ1 = µ2 = … = µk)
Ha : sampel berasal dari populasi yang berbeda (µi = µj)

Uji Kruskal Wallis harus memenuhi asumsi berikut ini:
-       Sampel ditarik dari populasi secara acak
-       Kasus masing-masing kelompok independen
-       Skala pengukuran yang digunakan biasanya ordinal
-       Rumus umum yang digunakan pada uji kruskal wallis adalah :
Statistik uji Kruskal Wallis menggunakan nilai distribusi Chi-kuadrat dengan derajat bebas adalah k-1 dengan jumlah sample harus lebih dari 5. Jika nilai uji Kruskal Wallis lebih kecil daripada nilai chi-kuadrat tabel, maka hipotesis null diterima, berarti sampel berasal dari populasi yang sama, demikian pula sebaliknya.
h.    Uji Median
            Uji median adalah metode nonparametrik yang paling sederhana. Uji median ini adalah merupakan prosedur pengujian apakah dua atau lebih populasi dari mana sampel independen diambil mempunyai median yang sama. Untuk menyederhanakannya hanya akan dibatasi pada dua sampel saja (sebenarnya prosedur ini dapat dengan mudah diperluas untuk tiga sampel atau lebih). Uji nonparametrik ini dipergunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan antara median dari dua populasi yang independen. Hipotesa nihil yang akan diuji menyatakan bahwa populasi dari mana dua sampel itu diambil mempunyai median yang sama. Hipotesa alternatifnya menyatakan bahwa dua populasi itu mempunyai median yang berbeda.
Uji median tidak memerlukan anggapan-anggapan tertentu tentang dua populasi dari mana sampel diambil. Untuk keperluan uji median ini perlu ditentukan/dihitung lebih dahulu median dari kombinasi distribusi sampelnya (overall median). Kemudian untuk setiap grup dihitung frekuensi nilai yang terletak pada/diatas overall median dan yang terletak dibawah overall median. Bila n1 dan n2  adalah jumlah pengamatan dalam dua sample, dapatlah dipergunakan tabel 2 x 2 sebagai berikut:

Apabila hipotesa nihil benar, berarti bahwa dua populasi dari mana sampel diambil mempunyai median yang sama, dapat diharapkan bahwa setengah dari score masing-masing sampel akan terletak diatas dan setengahnya akan jatuh dibawah median. Dengan perkataan lain dapat diterapkan bahwa a = c = 0,5 n1 dan b = d = 0,5 n2. Kemudian bila n = n1 + n2 lebih besar frekuensi yang diharapkan dalam salah satu sel sekurang-kurangnya 5, dapatlah dipergunakan uji x2  dengan uji statistik yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Yang mempunyai derajat bebas 1. 
Kriteria keputusan pengujinya adalah:
H0 diterima apabila  , d.b1
H0 ditolak apabila  , d.b1



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang saya ambil yaitu :
-       Statistik non parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).
-       Metode nonparametrik populer untuk sejumlah alasan. Alasan utama bahwa peneliti tidak dibatasi asumsi-asumsi tentang populasi seperti pada metode parametrik. Banyak metode nonparametrik mudah untuk diterapkan dan dipahami.Tapi kebanyakan metode parametrik lebih efisien daripada metode nonparametrik. Meskipun perbedaan dalam efisiensi biasanya tidak banyak masalah, ada kasus di mana perlu mempertimbangkan metode yang lebih efisien.
-       Beberapa Uji Non Parametrik :
o   Uji Binom
o   Uji Tanda
o   Uji chi square 
o   2 Sampel Wilcoxon
o   Uji Korelasi Peringkat Spearman
o   kolgomorov smirnov goodness of fit test
o   Uji Kruskall-Wallis
o   Uji Median



DAFTAR PUSTAKA


Tutorial Penelitian.2014. Perbedaan Metode Statistik Parametrik dan Nonparametrik. (Online),( https://tu.laporanpenelitian.com/2014/10/7.html diakses pada 01 Januari 2019)

Kamarudin.2014. Makalah Statistik Parametrik Dan Non Parametrik,(Online),( http://societykamaru.blogspot.com/2014/01/makalah-statistik-parametrik-dan-non.html diakses pada 01 Januari 2019)

Taecyoen, Alkil. 2013. Analisis Non Parametrik,(Online),( http://abduhalmutawakkil.blogspot.com/2013/03/analisis-non-parametrik.html diakses pada 01 Januari 2019)


 



kalian bisa download file yang disini 



Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Makalah dengan baik